Assalamualaikum Wr. Wb.
PetaBerbasis GIS – Ternyata peta berbasis GIS. Peta sudah terkunci dengan posisi
sebenarnya atau sebut saja peta yang sudah terkoordinat. seperti kita ketahui
di pembahasan sebelumnya saya membahas mengenai Sumber Data Spasial. Setelah kita
mendapat peta dari berbagai macam sumber, peta tersebut tidak dapat langsung
kita gunakan. Terdapat beberapa tahap lagi agar peta tersebut dapat digunakan
oleh kita.
Apa saja yang haurs kita
lengkapi dalam proses mengolah peta dari sumber yang kita dapat. Oke baik langsung
saja dalam tulisan saya kali ini saya akan membahas mengenai proyeksi peta dan sistem
koordinat pada peta.
Jangan lupa kawan siapkan secangkir kopi dihadapan kawan –
kawan semuanya agar bacaan ini semakin merasap (sepertinya halnya kopi yg
selalu meresap ke dalam tubuh) heee 😊
A. Peta
Peta
adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui
suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda,
mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di
layar komputer. Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti
taplak atau kain penutup meja. Namun secara umum pengertian peta adalah
lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil
dengan menggunakan skala tertentu. Sebuah peta adalah representasi dua dimensi
dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut
kartografi. Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek
pada peta dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut
atlas.
Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh muka
bumi baik yang terletak di atas maupun di bawah permukaan dan disajikan pada
bidang datar pada skala dan proyeksi tertentu (secara matematis). Karena
dibatasi oleh skala dan proyeksi maka peta tidak akan pernah selengkap dan
sedetail aslinya (bumi), karena itu diperlukan penyederhanaan dan pemilihan
unsur yang akan ditampilkan pada peta.
Contoh Peta
1. Syarat-Syarat Peta
Sedikitnya
ada 3 syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah peta agar ia dapat berfungsi
dengan baik. Ketiga syarat syarat peta tersebut dikenal dengan istilah equivalent, equidistant, dan conform.
a. Equivalent
Syarat
pertama yang harus dipenuhi sebuah peta adalah ia harus bersifat equivalent.
Apakah yang dimaksud dengan equivalent itu? Equivalent berasal dari kata “Equi
atau Equals” yang berarti sama, dan “Valent” yang berarti luas. Dengan demikian
equivalent dapat diartikan sebagai syarat kesamaan luas.
Sebuah
peta dikatakan memenuhi syarat equivalent apabila luas daerah yang digambar
pada peta memiliki kesamaan perbandingan dengan luas daerah yang sebenarnya.
Perbandingan luas diwujudkan dalam bentuk skala. Artinya, luas daerah yang
sebenarnya yang dikalikan dengan skala peta akan menghasilkan luas daerah pada
peta secara tepat dan akurat. Sehingga perbandingan luas pada peta dan luas
daerah sebenarnya dapat berlaku sama pada setiap daerah yang digambarkan pada
peta.
b. Equidistant
Selain
harus memenuh syarat equivalent, sebuah peta juga harus bersifat equidistant.
Apakah yang dimaksud dengan equidistant itu? Equidistant berasal dari kata
“Equi atau Equals” yang berarti sama, dan “Distant atau Distance” yang berarti
jarak. Dengan demikian, equidistant dapat diartikan sebagai syarat kesamaan
jarak.
Sebuah
peta dikatakan memenuhi syarat equivalent apabila jarak antara 2 daerah yang
digambar pada peta memiliki kesamaan perbandingan dengan jarak sebenarnya pada
2 daerah tersebut. Sama seperti syarat equivalent, pada syarat equidistant
perbandingan jarak juga diwujudkan dalam bentuk skala.
Sebagai
contoh, jika jarak antara kota Jakarta – Bandung sebesar 120 km dan jarak
antara kota Jakarta dan Semarang sebesar 200 km, maka pada peta berskala
1:10.000.000, jarak antara kota Jakarta – Bandung pada peta sebesar 1,2 cm dan
jarak antara kota Jakarta – Semarang harus sebesar 2 cm.
c. Conform
Kedua
syarat syarat peta sebelumnya tidak akan mungkin tercapai dan dimiliki, bila
sebuah peta tidak menggambarkan sebuah wilayah dalam bentuk yang sama dengan
keadaan aslinya. Kesamaan bentuk ini penting dimiliki sebuah peta agar ia dapat
menjadi rujukan bagi setiap orang yang hendak mengetahui bentuk real dari
sebuah wilayah. Tanpa kesamaan bentuk, peta tidak akan mampu memberikan
perbandingan jarak dan luas secara akurat. Syarat kesamaan bentuk inilah yang
kemudian dikenal dengan istilah conform.
Nah,
demikianlah 3 syarat syarat peta lengkap dengan pengertian dan penjelasannya.
Agar dapat berfungsi dengan baik, semua syarat-syarat tersebut harus dipenuhi
oleh sebuah peta. Dengan demikian, seorang kartograf atau orang yang menggambar
peta harus memastikan bahwa peta yang dibuatnya mampu memberikan proyeksi yang
seakurat mungkin, meskipun dalam prakteknya proyeksi tidak akan mampu memenuhi
ketiga syarat tersebut secara lengkap (lebih jelasnya, baca : Jenis Jenis
Proyeksi Peta).
B. Proyeksi Peta
Pada
dasarnya bentuk bumi tidak datar tapi mendekati bulat maka untuk menggambarkan
sebagian muka bumi untuk kepentingan pembuatan peta, perlu dilakukan
langkah-langkah agar bentuk yang mendekati bulat tersebut dapat didatarkan dan
distorsinya dapat terkontrol, untuk itu dilakukan proyeksi ke bidang datar.
1. Menurut
Bidang Proyeksi
Proyeksi peta menurut jenis bidang proyeksi dibedakan menjadi :
a. Proyeksi
Bidang Datar (Azimuthal/Zenithal)
Proyeksi
Zenithal (Azimuthal), adalah proyeksi yang menggunakan bidang datar sebagai
bidang proyeksinya. Proyeksi ini menyinggung bola bumi dan berpusat pada satu
titik. Proyeksi ini menggambarkan daerah kutub dengan menempatkan titik kutub
pada titik pusat proyeksi. Proyeksi Azimuthal dibedakan 3 macam, yaitu:
·
Proyeksi
Azimut Normal yaitu bidang proyeksinya menyinggung kutub.
·
Proyeksi
Azimut Transversal yaitu bidang proyeksinya tegak lurus dengan ekuator.
· Proyeksi
Azimut Oblique yaitu bidang proyeksinya menyinggung salah satu tempat antara
kutub dan ekuator.
Proyeksi Peta Bidang Datar (Zenithal)
b. Proyeksi Kerucut
Proyeksi Kerucut yaitu pemindahan garis-garis meridian dan paralel dari
suatu globe ke sebuah kerucut. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk
memproyeksikan daerah lintang tengah (miring). Proyeksi ini memiliki paralel
melingkar dengan meridian berbentuk jari-jari. Paralel berwujud garis lingkaran
sedangkan bujur berupa jari-jari. Proyeksi kerucut diperoleh dengan
memproyeksikan globe pada kerucut yang menyinggung atau memotong globe kemudian
di buka, sehingga bentangnya ditentukan oleh sudut puncaknya. Proyeksi ini
paling tepat untuk menggambar daerah daerah di lintang 45°. Proyeksi kerucut
dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
· Proyeksi kerucut normal atau standar
Jika garis singgung bidang kerucut pada bola bumi terletak pada suatu
paralel (Paralel Standar).
· Proyeksi Kerucut Transversal
Jika kedudukan sumbu kerucut terhadap sumbu bumi tegak lurus.
· Proyeksi Kerucut Oblique (Miring)
Jika sumbu kerucut terhadap sumbu bumi terbentuk miring.
Proyeksi Peta Bidang Kerucut
c.
Proyeksi Silinder
Proyeksi
Silinder adalah suatu proyeksi permukaan bola bumi yang bidang proyeksinya
berbentuk silinder dan menyinggung bola bumi. Apabila pada proyeksi ini bidang
silinder menyinggung khatulistiwa, maka semua garis paralel merupakan garis
horizontal dan semua garis meridian merupakan garis lurus vertikal. Penggunaan
proyeksi silinder mempunyai beberapa keuntungan yaitu:
· Dapat menggambarkan daerah yang
luas.
· Dapat menggambarkan daerah sekitar
khatulistiwa.
· Daerah kutub yang berupa titik
digambarkan seperti garis lurus.
· Makin mendekati kutub, makin luas
wilayahnya.
Jadi
keuntungan proyeksi ini yaitu cocok untuk menggambarkan daerah ekuator, karena
ke arah kutub terjadi pemekaran garis lintang.
Proyeksi Peta Bidang Silimder
2. Menurut
Jenis Unsur Yang Bebas (Distorsi)
· Proyeksi conform, merupakan jenis
proyeksi yang mempertahankan besarnya sudut
· Proyeksi equidistant, merupakan
jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya panjang jarak
· Proyeksi equivalent, merupakan jenis
proyeksi yang mempertahankan besarnya luas suatu daerah pada bidang lengkung
C. Sistem Koordinat
Sistem
koordinat adalah sistem yang mendefinisikan lokasi dalam serangkaian angka.
Secara umum terdapat dua kelompok sistem koordinat, yaitu :
(1)
sistem koordinat geografis
Sistem
koordinat geografis (geographic coordinate systems, GCS) menggunakan permukaan
tiga dimensi dari spheroid sebagai dasar penentuan koordinat. GCS menggunakan
satuan sudut (angular unit) yang dinyatakan dalam longitude dan latitude yang
dihitung dari titik tengah bumi ke suatu titik dipermukaan, GCS senng
dinyatakan dalam satuan derajat maupun radian. Longtitude 0 (nol) adalah median
yang melintasi Kota Greenwich, England, sedangkan latitude 0 (nol) adalah garis
khatulistiwa
Sistem Koordinat Geografis (Geographis Coordinat Sysytem)
(2)
sistem koordinat terproyeksi
Sistem
koordinat terproyeksi (projected coordinate systems) tidak menggunakan bentuk
tiga dimensi shpereoid, melainkan menggunakan dua dimensi bidang datar. Lokasi
ditentukan oleh koordinat x dan y dalam suatu grid. Setiap lokasi memiliki
nilai x dan y yang menunjukkan posisi relatif titik tersebut terhadap titik
origin. Titik origin untuk setiap sistem koordinat berbeda-beda sehingga
pengguna harus mengetahui titik origin sebelum menggunakan suatu sistem
koordinat. Salah satu sistem koordinat terproyeksi yang paling banyak digunakan
adalah Universal Transverse Mercator (UTM). UTM menggunakan proyeksi Transverse
Mercator. UTM membagi bumi ke dalam 60 zona utara (N) dan 60 zona selatan (S).
Setiap zona memiliki lebar enam derajat (60) ke arah longitude. Gambar dibawah
memberikan ilustrasi bagaimana zona-zona dibagi pada sistem koordinat UTM.
Setiap
zona mencangkup 6 derajat bujur (longitude) dan memiliki meridian tengah
tersendiri. Sistem koordinat UTM menggunakan satuan unit meter. Setiap zona
memiliki panjang x sebesar 500.000 meter dan panjang y sebesar 10.000.000
meter. Sistem UTM akan membagi bumi kedalam beberapa zona grid (kotak) dan
posisinya akan selalu dapat diindikasikan melalui posisi timur (easting) dan
utara (northing) pada setiap sel-sel grid ini.
Sistem Koordinat Terproyeksi (ProjectedCoordinat Sysytem)
Untuk
Indonesia yang berada pada posisi kurang lebih berada pada 900BT – 1440BT dan
110LS – 60LU terbagi ke dalam 9 zona UTM yaitu zona 46 – 54. Adapun sebagai
gambaran, bias lihat gambar dibawah ini :
Dari
informasi diatas, sebagai contoh Provinsi Aceh berada di zona UTM 46N dan
47N,Provinsi DKI Jakarta berada di 48S, Provinsi Bali berada pada zona 50S.
dengan mengetahui informasi zona UTM Indonesia diharapkan jika ingin merubah
system koordinat ke UTM, kita mengetahui zona berapa wilayah yang akan kita
ubah.
sekian tulisan mengenai Peta Berbasis GIS, semoga tulisan saya kali dapat membantu kawan-kawan yang masih bingung tentang Peta pada GIS, terimakasih atas kunjungan dan menyempatkan waktu untuk membaca tulisan ini. jika masih ada salah informasi dalam penulisan ini saya mohon berikan koreksi pada kolom komentar di bawah heee, maklum masih belajar juga heeeee 😀
TERIMAKASIH
Sumber Tulisan :
http://www.gispedia.com/2016/03/zona-universal-transverse-mercator-utm-indonesia.html
https://sagagisindonesia.wordpress.com/2016/09/15/3-8sistem-proyeksi-dan-sistem-koordinat/
http://www.majalahbatu.com/2016/08/sistem-koordinat-dalam-gis.html
https://yunitafauzia.wordpress.com/2012/09/21/pengertian-utm-universal-transverse-mercator/
https://id.wikipedia.org/wiki/Proyeksi_peta
http://www.ipsmudah.com/2017/05/3-syarat-syarat-peta-pengertian.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Peta
Jangan Lupa Baca Juga :
Stainless Steel Bmx Frame: A Guide to Magnaling - TiHEX
ReplyDeleteThe blade angle in bmx frame will be a little too high for price of titanium the blade blade gap of bmx frame. ford escape titanium for sale Bmx frame is a modern titanium connecting rod concept that was titanium phone case originally ford edge titanium
More Bonuses wholesale sex toys,wholesale sex dolls,realistic sex dolls,love dolls,realistic dildo,japanese sex dolls,sex dolls,dildo,male masturbator read the article
ReplyDelete