Wednesday, February 21, 2018

PETA BERBASIS GIS

Assalamualaikum Wr. Wb.
PetaBerbasis GIS – Ternyata peta berbasis GIS. Peta sudah terkunci dengan posisi sebenarnya atau sebut saja peta yang sudah terkoordinat. seperti kita ketahui di pembahasan sebelumnya saya membahas mengenai Sumber Data Spasial. Setelah kita mendapat peta dari berbagai macam sumber, peta tersebut tidak dapat langsung kita gunakan. Terdapat beberapa tahap lagi agar peta tersebut dapat digunakan oleh kita.
Apa saja yang haurs kita lengkapi dalam proses mengolah peta dari sumber yang kita dapat. Oke baik langsung saja dalam tulisan saya kali ini saya akan membahas mengenai proyeksi peta dan sistem koordinat pada peta.

Jangan lupa  kawan siapkan secangkir kopi dihadapan kawan – kawan semuanya agar bacaan ini semakin merasap (sepertinya halnya kopi yg selalu meresap ke dalam tubuh) heee 😊

A. Peta
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja. Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu. Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi. Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.
Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh muka bumi baik yang terletak di atas maupun di bawah permukaan dan disajikan pada bidang datar pada skala dan proyeksi tertentu (secara matematis). Karena dibatasi oleh skala dan proyeksi maka peta tidak akan pernah selengkap dan sedetail aslinya (bumi), karena itu diperlukan penyederhanaan dan pemilihan unsur yang akan ditampilkan pada peta.

Contoh Peta

1. Syarat-Syarat Peta
Sedikitnya ada 3 syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah peta agar ia dapat berfungsi dengan baik. Ketiga syarat syarat peta tersebut dikenal dengan istilah equivalent, equidistant, dan conform.

a. Equivalent
Syarat pertama yang harus dipenuhi sebuah peta adalah ia harus bersifat equivalent. Apakah yang dimaksud dengan equivalent itu? Equivalent berasal dari kata “Equi atau Equals” yang berarti sama, dan “Valent” yang berarti luas. Dengan demikian equivalent dapat diartikan sebagai syarat kesamaan luas.
Sebuah peta dikatakan memenuhi syarat equivalent apabila luas daerah yang digambar pada peta memiliki kesamaan perbandingan dengan luas daerah yang sebenarnya. Perbandingan luas diwujudkan dalam bentuk skala. Artinya, luas daerah yang sebenarnya yang dikalikan dengan skala peta akan menghasilkan luas daerah pada peta secara tepat dan akurat. Sehingga perbandingan luas pada peta dan luas daerah sebenarnya dapat berlaku sama pada setiap daerah yang digambarkan pada peta.

b. Equidistant
Selain harus memenuh syarat equivalent, sebuah peta juga harus bersifat equidistant. Apakah yang dimaksud dengan equidistant itu? Equidistant berasal dari kata “Equi atau Equals” yang berarti sama, dan “Distant atau Distance” yang berarti jarak. Dengan demikian, equidistant dapat diartikan sebagai syarat kesamaan jarak.
Sebuah peta dikatakan memenuhi syarat equivalent apabila jarak antara 2 daerah yang digambar pada peta memiliki kesamaan perbandingan dengan jarak sebenarnya pada 2 daerah tersebut. Sama seperti syarat equivalent, pada syarat equidistant perbandingan jarak juga diwujudkan dalam bentuk skala.
Sebagai contoh, jika jarak antara kota Jakarta – Bandung sebesar 120 km dan jarak antara kota Jakarta dan Semarang sebesar 200 km, maka pada peta berskala 1:10.000.000, jarak antara kota Jakarta – Bandung pada peta sebesar 1,2 cm dan jarak antara kota Jakarta – Semarang harus sebesar 2 cm.

c. Conform
Kedua syarat syarat peta sebelumnya tidak akan mungkin tercapai dan dimiliki, bila sebuah peta tidak menggambarkan sebuah wilayah dalam bentuk yang sama dengan keadaan aslinya. Kesamaan bentuk ini penting dimiliki sebuah peta agar ia dapat menjadi rujukan bagi setiap orang yang hendak mengetahui bentuk real dari sebuah wilayah. Tanpa kesamaan bentuk, peta tidak akan mampu memberikan perbandingan jarak dan luas secara akurat. Syarat kesamaan bentuk inilah yang kemudian dikenal dengan istilah conform.
Nah, demikianlah 3 syarat syarat peta lengkap dengan pengertian dan penjelasannya. Agar dapat berfungsi dengan baik, semua syarat-syarat tersebut harus dipenuhi oleh sebuah peta. Dengan demikian, seorang kartograf atau orang yang menggambar peta harus memastikan bahwa peta yang dibuatnya mampu memberikan proyeksi yang seakurat mungkin, meskipun dalam prakteknya proyeksi tidak akan mampu memenuhi ketiga syarat tersebut secara lengkap (lebih jelasnya, baca : Jenis Jenis Proyeksi Peta).


B. Proyeksi Peta
Pada dasarnya bentuk bumi tidak datar tapi mendekati bulat maka untuk menggambarkan sebagian muka bumi untuk kepentingan pembuatan peta, perlu dilakukan langkah-langkah agar bentuk yang mendekati bulat tersebut dapat didatarkan dan distorsinya dapat terkontrol, untuk itu dilakukan proyeksi ke bidang datar.

1. Menurut Bidang Proyeksi
Proyeksi peta menurut jenis bidang proyeksi dibedakan menjadi :

a. Proyeksi Bidang Datar (Azimuthal/Zenithal)
Proyeksi Zenithal (Azimuthal), adalah proyeksi yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini menyinggung bola bumi dan berpusat pada satu titik. Proyeksi ini menggambarkan daerah kutub dengan menempatkan titik kutub pada titik pusat proyeksi. Proyeksi Azimuthal dibedakan 3 macam, yaitu:
·      Proyeksi Azimut Normal yaitu bidang proyeksinya menyinggung kutub.
·      Proyeksi Azimut Transversal yaitu bidang proyeksinya tegak lurus dengan ekuator.
·    Proyeksi Azimut Oblique yaitu bidang proyeksinya menyinggung salah satu tempat antara kutub dan ekuator.

Proyeksi Peta Bidang Datar (Zenithal)

b. Proyeksi Kerucut
Proyeksi Kerucut yaitu pemindahan garis-garis meridian dan paralel dari suatu globe ke sebuah kerucut. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk memproyeksikan daerah lintang tengah (miring). Proyeksi ini memiliki paralel melingkar dengan meridian berbentuk jari-jari. Paralel berwujud garis lingkaran sedangkan bujur berupa jari-jari. Proyeksi kerucut diperoleh dengan memproyeksikan globe pada kerucut yang menyinggung atau memotong globe kemudian di buka, sehingga bentangnya ditentukan oleh sudut puncaknya. Proyeksi ini paling tepat untuk menggambar daerah daerah di lintang 45°. Proyeksi kerucut dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
·      Proyeksi kerucut normal atau standar
Jika garis singgung bidang kerucut pada bola bumi terletak pada suatu paralel (Paralel Standar).
·      Proyeksi Kerucut Transversal
Jika kedudukan sumbu kerucut terhadap sumbu bumi tegak lurus.
·      Proyeksi Kerucut Oblique (Miring)
Jika sumbu kerucut terhadap sumbu bumi terbentuk miring.

Proyeksi Peta Bidang Kerucut

c. Proyeksi Silinder
Proyeksi Silinder adalah suatu proyeksi permukaan bola bumi yang bidang proyeksinya berbentuk silinder dan menyinggung bola bumi. Apabila pada proyeksi ini bidang silinder menyinggung khatulistiwa, maka semua garis paralel merupakan garis horizontal dan semua garis meridian merupakan garis lurus vertikal. Penggunaan proyeksi silinder mempunyai beberapa keuntungan yaitu:
·      Dapat menggambarkan daerah yang luas.
·      Dapat menggambarkan daerah sekitar khatulistiwa.
·      Daerah kutub yang berupa titik digambarkan seperti garis lurus.
·      Makin mendekati kutub, makin luas wilayahnya.
Jadi keuntungan proyeksi ini yaitu cocok untuk menggambarkan daerah ekuator, karena ke arah kutub terjadi pemekaran garis lintang.

Proyeksi Peta Bidang Silimder

2. Menurut Jenis Unsur Yang Bebas (Distorsi)
·      Proyeksi conform, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya sudut
·      Proyeksi equidistant, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya panjang jarak
·  Proyeksi equivalent, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya luas suatu daerah pada bidang lengkung

C. Sistem Koordinat
Sistem koordinat adalah sistem yang mendefinisikan lokasi dalam serangkaian angka. Secara umum terdapat dua kelompok sistem koordinat, yaitu :

(1) sistem koordinat geografis
Sistem koordinat geografis (geographic coordinate systems, GCS) menggunakan permukaan tiga dimensi dari spheroid sebagai dasar penentuan koordinat. GCS menggunakan satuan sudut (angular unit) yang dinyatakan dalam longitude dan latitude yang dihitung dari titik tengah bumi ke suatu titik dipermukaan, GCS senng dinyatakan dalam satuan derajat maupun radian. Longtitude 0 (nol) adalah median yang melintasi Kota Greenwich, England, sedangkan latitude 0 (nol) adalah garis khatulistiwa

Sistem Koordinat Geografis (Geographis Coordinat Sysytem)

(2) sistem koordinat terproyeksi
Sistem koordinat terproyeksi (projected coordinate systems) tidak menggunakan bentuk tiga dimensi shpereoid, melainkan menggunakan dua dimensi bidang datar. Lokasi ditentukan oleh koordinat x dan y dalam suatu grid. Setiap lokasi memiliki nilai x dan y yang menunjukkan posisi relatif titik tersebut terhadap titik origin. Titik origin untuk setiap sistem koordinat berbeda-beda sehingga pengguna harus mengetahui titik origin sebelum menggunakan suatu sistem koordinat. Salah satu sistem koordinat terproyeksi yang paling banyak digunakan adalah Universal Transverse Mercator (UTM). UTM menggunakan proyeksi Transverse Mercator. UTM membagi bumi ke dalam 60 zona utara (N) dan 60 zona selatan (S). Setiap zona memiliki lebar enam derajat (60) ke arah longitude. Gambar dibawah memberikan ilustrasi bagaimana zona-zona dibagi pada sistem koordinat UTM.
Setiap zona mencangkup 6 derajat bujur (longitude) dan memiliki meridian tengah tersendiri. Sistem koordinat UTM menggunakan satuan unit meter. Setiap zona memiliki panjang x sebesar 500.000 meter dan panjang y sebesar 10.000.000 meter. Sistem UTM akan membagi bumi kedalam beberapa zona grid (kotak) dan posisinya akan selalu dapat diindikasikan melalui posisi timur (easting) dan utara (northing) pada setiap sel-sel grid ini.

Sistem Koordinat Terproyeksi (ProjectedCoordinat Sysytem)

Untuk Indonesia yang berada pada posisi kurang lebih berada pada 900BT – 1440BT dan 110LS – 60LU terbagi ke dalam 9 zona UTM yaitu zona 46 – 54. Adapun sebagai gambaran, bias lihat gambar dibawah ini :


Dari informasi diatas, sebagai contoh Provinsi Aceh berada di zona UTM 46N dan 47N,Provinsi DKI Jakarta berada di 48S, Provinsi Bali berada pada zona 50S. dengan mengetahui informasi zona UTM Indonesia diharapkan jika ingin merubah system koordinat ke UTM, kita mengetahui zona berapa wilayah yang akan kita ubah.


sekian tulisan mengenai Peta Berbasis GIS, semoga tulisan saya kali dapat membantu kawan-kawan yang masih bingung tentang Peta pada GIS, terimakasih atas kunjungan dan menyempatkan waktu untuk membaca tulisan ini. jika masih ada salah informasi dalam penulisan ini saya mohon berikan koreksi pada kolom komentar di bawah heee, maklum masih belajar juga heeeee 😀
TERIMAKASIH


Sumber Tulisan :
http://www.gispedia.com/2016/03/zona-universal-transverse-mercator-utm-indonesia.html
https://sagagisindonesia.wordpress.com/2016/09/15/3-8sistem-proyeksi-dan-sistem-koordinat/
http://www.majalahbatu.com/2016/08/sistem-koordinat-dalam-gis.html
https://yunitafauzia.wordpress.com/2012/09/21/pengertian-utm-universal-transverse-mercator/
https://id.wikipedia.org/wiki/Proyeksi_peta
http://www.ipsmudah.com/2017/05/3-syarat-syarat-peta-pengertian.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Peta

Jangan Lupa Baca Juga :

2 comments:

  1. Stainless Steel Bmx Frame: A Guide to Magnaling - TiHEX
    The blade angle in bmx frame will be a little too high for price of titanium the blade blade gap of bmx frame. ford escape titanium for sale Bmx frame is a modern titanium connecting rod concept that was titanium phone case originally ford edge titanium

    ReplyDelete